Clay mask adalah salah satu jenis masker dan produk skincare yang populer karena kemampuannya untuk mengurangi produksi minyak berlebih. Seringkali, produk ini juga diandalkan untuk membantu membersihkan pori-pori wajah dari komedo, bahkan hingga meredakan jerawat. Namun, apakah BASE Friends sudah tahu apa itu clay mask dan juga manfaatnya untuk kulit wajah? Yuk, cari tahu di sini!
Clay mask merupakan salah satu jenis masker untuk wajah yang terbuat dari bahan dasar tanah liat. Biasanya, clay mask hadir dalam bentuk pasta dan bisa langsung dipakai dengan cara dioleskan ke permukaan wajah. Menariknya, clay mask ternyata sudah digunakan untuk kecantikan sejak abad ke-2 sebelum Masehi, lho! Bahkan, ratu Cleopatra juga menggunakan campuran tanah liat, minyak zaitun, dan rumput laut dalam perawatan kulitnya.
Jenis clay yang sering digunakan dalam kosmetik adalah Kaolin dan Bentonite Clay. Hal ini disebabkan manfaat Kaolin yang punya fungsi meredakan peradangan pada kulit, sedangkan Bentonite dapat membantu mengontrol minyak berlebih sekaligus merawat kulit berjerawat.
Baca juga: 6 Jenis Jerawat dan Tips Cara Mengatasinya
Clay mask dapat membantu membersihkan sel-sel kulit mati secara ringan. Hal ini dikarenakan beberapa clay mask biasanya memiliki butiran halus yang dapat membantu mengeksfoliasi kulit secara fisik. Jika kamu memiliki kulit yang sensitif atau baru melakukan eksfoliasi, clay mask bisa menjadi solusi eksfoliasi ringan karena frekuensi penggunaan yang singkat (dibilas) dan hanya 1-2 kali seminggu.
Selain itu, beberapa Clay Mask seperti BASE Fresh Clarifying Clay Mask juga diperkaya dengan kandungan tambahan untuk eksfoliasi lebih maksimal. Clay mask terbaru BASE mengandung Mandelic Acid yang merupakan AHA, sehingga efektif untuk menyingkirkan sel-sel kulit mati secara kimiawi.
Dari segi tekstur, Fresh Clarifying Clay Mask memiliki tekstur dan konsistensi pasta yang halus tanpa butiran, sehingga nyaman diaplikasikan dan tidak berpotensi mengiritasi ketika digosok terlalu keras.
Clay mask bekerja dengan cara menyerap minyak berlebih pada wajah sekaligus menarik kotoran yang terdapat di kulit. Dengan menyerap minyak berlebih, kotoran yang menyumbat pori-pori pun akan ikut terangkat sehingga kulit bersih secara menyeluruh.
Kamu perlu berhati-hati untuk tidak menggunakan clay mask terlalu lama atau terlalu sering, karena clay mask justru dapat menyerap minyak alami yang berguna untuk menjaga kelembapan kulit. Meski kamu memiliki kulit berminyak dan berusaha mengurangi minyak berlebih, namun kulitmu tetap membutuhkan minyak alami untuk tetap terjaga kelembapannya.
Pori-pori yang tersumbat oleh minyak dan tumpukan sel kulit mati dapat menjadi penyebab timbulnya komedo dan jerawat. Inilah kenapa penting untuk melakukan eksfoliasi serta membersihkan kulit secara mendalam, sehingga dapat mencegah komedo dan jerawat.
Menggunakan clay mask secara rutin 1-2 kali seminggu dapat membantu merawat kebersihan pori-pori. Kandungan Kaolin dan Bentonite Clay akan bekerja efektif menyerap dan menarik kotoran yang menyumbat pori-pori, sehingga tekstur kulit yang semula terasa kasar karena komedo pun menjadi lebih lembut dan halus. Pori-pori yang bersih juga bisa mengurangi risiko kulit rusak akibat komedo dan jerawat.
Dalam jurnal bertajuk “Bentonite Clay as a Natural Remedy: A Brief Review, Iranian Journal of Public Health” disebutkan bahwa kandungan mineral dari clay yang terdiri dari Magnesium dan Aluminium Silikat yang membentuk tekstur pasta dari clay dapat membantu mengumpulkan kotoran dan sel kulit mati menjadi satu, yang nantinya akan terangkat bersamaan ketika masker dibilas.
Sering digunakan untuk mengatasi masalah kulit berjerawat, penggunaan clay mask secara rutin juga dapat membantu mengurangi jerawat. Dilansir dari jurnal “Technical and Safety Specifications of Clays to be Used as Pharmaceutical and Cosmetic Product”, kandungan clay dalam clay mask memiliki sifat antibakteri, sehingga dapat membantu melawan bakteri penyebab jerawat untuk mencegah jerawat kembali timbul.
Sebagai produk eksfoliasi, BASE Fresh Clarifying Clay Mask juga dapat membantu mengatasi masalah bekas jerawat. Kandungan AHA di dalamnya akan membantu mengelupas lapisan terluar kulit tempat tumpukan sel-sel kulit mati berada, sehingga kulit tampak lebih cerah dan halus.
clay-mask/fresh-clarifying-clay-mask
Clay mask memiliki manfaat untuk menyerap produksi minyak berlebih pada kulit wajah. Namun, jika jenis kulitmu adalah kering, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan clay mask agar kulitmu tidak bertambah kering.
Penggunaan clay mask yang terlalu sering dalam satu minggu dapat menarik minyak alami, yang sebetulnya dibutuhkan kulitmu untuk tetap lembap. Hal ini dapat membuat kulitmu semakin kering, bahkan menyebabkan dehidrasi. Kamu bisa mengurangi frekuensi pemakaian seperti seminggu atau dua minggu sekali.
Selain itu, kamu juga tidak perlu menunggu clay mask hingga benar-benar mengering sebelum membilasnya. Cukup diamkan clay mask selama 5-10 menit sampai setengah kering, kamu sudah bisa merasakan manfaat dari clay mask tanpa membuat kulit dehidrasi.
Baca juga: Bebaskan Diri dari Kulit Bersisik dengan Skincare Routine Anti Dehidrasi
Kulit berminyak cenderung mempunyai beragam masalah seperti komedo dan jerawat. Clay mask dapat menyerap minyak dan mengangkat kotoran, membantu menjaga kulit berminyak bebas dari masalah.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, kamu perlu lebih teratur dalam menggunakan clay mask. Menggunakan 1-3 kali clay mask dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk mengontrol minyak berlebih pada kulitmu.
Masih bingung menentukan skincare untuk kulitmu? Beritahu kami sedikit tentang kondisi kulit dan gaya hidupmu, BASE akan memberikan rekomendasi skincare yang tepat untukmu!
Referensi:
Iran J Public Health, Bentonite Clay as a Natural Remedy: A Brief Review 2017 Sep; 46(9): 1176–1183.
Allo W, Murray H. Mineralogy, chemistry and potential applications of a white bentonite in San Juan province, Argentina. Appl Clay Sci. 2004;25(3-4):237–43.
Bergaya F, Lagaly G. General Introduction: Clays, Clay Minerals, and Clay Science. In: Bergaya F, Theng B, Lagaly G, editors. Dev Clay Sci - Handb Clay Sci. Elsevier; 2006. p. 1–18.
Maria Valéria Robles Velasco, Claudineia Pinto, Michelli Dario, Mariana Mandelli de Almeida. Revista de Ciências Farmacêuticas Básica e Aplicada. Universidade de São Paulo. January 2016
Related tags
Was this article helpful?