Bosan dengan obat jerawat? Mungkin saatnya BASE Friends mengenali jenis - jenis jerawat untuk dapat mengatasinya dengan cara yang tepat. Pada dasarnya, masalah kulit berjerawat, seperti jerawat pada wajah, punggung, dan badan, bukan hanya terjadi pada usia remaja.
Jerawat dewasa, atau jerawat pasca-remaja, adalah jerawat yang muncul setelah usia 25 tahun. Sebagian besar, faktor yang sama menjadi penyebab jerawat pada remaja berperan pula pada jerawat pasca-remaja.
Empat faktor yang secara langsung berkontribusi pada jerawat antara lain: produksi minyak berlebih, pori-pori tersumbat oleh sel-sel kulit mati yang membentuk jaringan kulit baru, bakteri, dan peradangan.
Ada juga beberapa faktor tidak langsung yang mempengaruhi empat faktor langsung tersebut, antara lain:
Sementara itu, asupan makanan tertentu ternyata mampu meningkatkan peradangan pada kulit, dan memungkinkan terjadinya jerawat, lho! Sebelum mengenal skin-friendly food lebih jauh, kenali kulitmu terlebih dahulu dengan skin test di sini ya!
Salah satu hal yang dapat mempengaruhi kulit adalah pola makan. Makanan tertentu dapat meningkatkan gula darah lebih cepat dibandingkan dengan makanan yang lain.
Ketika gula darah naik dengan cepat, hal tersebut menyebabkan tubuh melepaskan faktor pertumbuhan seperti insulin 1 (IGF-1), yakni hormon yang mengatur efek pertumbuhan.
Memiliki IGF-1 yang berlebihan dalam darah dapat menyebabkan kelenjar minyak menghasilkan lebih banyak sebum, sehingga meningkatkan risiko jerawat dan inflamasi.
Beberapa makanan yang memicu lonjakan gula darah antara lain seperti pasta, nasi putih, roti putih, dan gula. Makanan ini dianggap sebagai karbohidrat “tinggi glikemik” yang dapat memicu kadar gula darah.
Selain diet makanan, kenali juga bahan-bahan alami yang cocok untuk kulit berjerawat di sini ya!
Nutrisi merupakan hal yang penting untuk kesehatan. Pola makan yang tidak sehat dapat merusak metabolisme, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan, dan bahkan merusak organ, seperti jantung dan hati. Tetapi apa yang kamu konsumsi juga sangat memengaruhi organ lain, yakni kulit.
Makan makanan rendah glikemik yang terbuat dari karbohidrat kompleks dapat mengurangi risiko tumbuhnya jerawat. Karbohidrat kompleks ditemukan dalam biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran yang tidak diproses. Makanan yang mengandung Zinc, vitamin A dan E, juga dapat bermanfaat bagi kulit.
Banyak penelitian yang meneliti konsumsi pangan dengan kondisi kulit, semakin jelas bahwa apa yang kamu konsumsi dapat secara signifikan mempengaruhi kesehatan dan penuaan kulit kamu, nih. Berikut adalah contoh skin-friendly food yang ternyata dapat membuat kulitmu menjadi lebih baik:
Alpukat kaya akan lemak nabati yang menyehatkan. Lemak ini bermanfaat bagi banyak fungsi dalam tubuh, termasuk kesehatan kulit kamu. Mendapatkan cukup lemak ini sangat penting untuk membantu menjaga kulit tetap fleksibel dan lembab.
Alpukat juga merupakan sumber vitamin E yang baik, yang berperan sebagai antioksidan penting yang membantu melindungi kulit dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh matahari dan lingkungan, yang dapat menyebabkan tanda-tanda penuaan.
Teh hijau dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan dan penuaan dini. Senyawa kuat yang ditemukan dalam teh hijau disebut katekin, dan berfungsi untuk meningkatkan kesehatan kulit.
Seperti beberapa makanan yang mengandung antioksidan lainnya, teh hijau juga dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari.
Sebuah penelitian menemukan bahwa dengan meminum teh hijau setiap hari dapat mengurangi kemerahan akibat paparan sinar matahari hingga 25%. Teh hijau juga meningkatkan kelembapan, ketebalan, dan elastisitas kulit.
Paprika adalah sumber beta karoten yang sangat baik, yang diubah tubuh menjadi vitamin A. Dalam 149 gram paprika merah cincang mengandung setara dengan 156% DV vitamin A.
Paprika juga merupakan salah satu sumber vitamin C terbaik. Vitamin ini diperlukan untuk membuat protein kolagen, yang menjaga kulit tetap kencang dan kuat.
kaya dengan banyak vitamin dan mineral penting untuk kesehatan kulit, termasuk Zinc, vitamin A, dan vitamin C. Brokoli juga mengandung lutein, yang bekerja seperti beta karoten. Lutein membantu melindungi kulit dari kerusakan oksidatif, yang dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan berkerut.
Brokoli juga mengandung senyawa khusus yang disebut sulforaphane. Sulforaphane bekerja dalam dua cara: menetralkan radikal bebas berbahaya dan mengaktifkan sistem pelindung lain dalam tubuh. Bukti menunjukkan sulforaphane juga dapat membantu menjaga kadar kolagen di kulit.
Temukan juga bahan-bahan alami yang dapat meningkatkan produksi kolagen di sini.
Nah, kamu bisa temukan resep clean eating detox lewat program 30 Days of Summer, Serunya Ramadan Meriah with BASE. BASE mengajak BASE Friends untuk melakukan berbagai hal positif selama Ramadan ini.
Dalam kategori Healthy Skin & Body, kamu bisa menemukan berbagai resep hidangan untuk sahur maupun berbuka yang kaya nutrisi. Beberapa di antaranya adalah Superbowl dan Matcha Yuzu Sparkling.
Selain berbagi resep, ada banyak inspirasi kegiatan seru yang BASE Friends bisa jalani, mulai dari terapi seni melalui template mewarnai, hingga bundling product yang ciamik! Kamu juga dapat menemukan video afirmasi yang dapat membantumu mengatasi stres dan template journal untuk mengelola kecemasan.
Wah, seru banget kan? Masih banyak keseruan yang kamu bisa dapatkan langsung manfaatnya di bulan ini. Tunggu apa lagi?
Referensi:
Harvard Health Publishing, Harvard Medical School: Does Diet Really Matter When It Comes to Adult Acne?https://www.health.harvard.edu/blog/does-diet-really-matter-when-it-comes-to-adult-acne-2020081920726
Smith RN, Mann NJ, Braue A, et al. A low-glycemic-load diet improves symptoms in acne vulgaris patients: a randomized controlled trial. Am J Clin Nutr. 2007;86:107–115.https://academic.oup.com/ajcn/article/86/1/107/4633089?login=true
Thiboutot DM. Overview of acne and its treatment. Cutis. 2008;81:3–7.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18338651
Zouboulis CC. Acne and sebaceous gland function. Clin Dermatol. 2004;22:360–366.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15556719
Strauss JS, Krowchuk DP, Leyden JJ, Lucky AW, Shalita AR, Siegfried EC, et al. American Academy of Dermatology/American Academy of Dermatology Association. Guidelines of care for acne vulgaris management. J Am Acad Dermatol. 2007;56:651–663.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17276540
Smith RN, Mann NJ, Braue A, et al. A low-glycemic-load diet improves symptoms in acne vulgaris patients: a randomized controlled trial. Am J Clin Nutr. 2007;86:107–115.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17616769
Related tags
Was this article helpful?