BASE Friends, masih ingat nggak dengan perbedaan PIE dan PIH yang pernah dibahas sebelumnya? Nah, kali ini BASE mau ajak kamu untuk lebih jeli dalam mencegah mereka muncul.
Jerawat terutama merupakan penyakit inflamasi yang disebabkan oleh beberapa faktor:
Kenali jenis jerawatmu di sini untuk lebih memahami cara mencegahnya sesuai dengan kebutuhan kulitmu.
Pada dasarnya, hormon dapat menyebabkan kelenjar sebaceous memproduksi sebum secara berlebihan serta menyebabkan pembentukan sel epitel (kulit) yang tidak normal.
Sel-sel kulit berlebih menghalangi folikel rambut, menjebak minyak di dalamnya. Bakteri P-Acnes yang hidup di dalam kelenjar minyak memakan kelebihan minyak ini dan berkembang biak yang menyebabkan respons peradangan.
Peradangan dimulai dengan pori-pori tersumbat, berlanjut sepanjang siklus hidup lesi jerawat, dan tetap ada bahkan setelah lesi jerawat hilang. Peradangan pasca-jerawat terlihat pada individu dengan kulit gelap sebagai tanda coklat (PIH) dan pada individu dengan kulit putih sebagai tanda merah (PIE).
Baik PIE dan PIH terjadi karena penghancuran bakteri P-Acnes yang hancur perlahan di folikel. Selain itu, PIE adalah akibat dari pelebaran pembuluh darah yang terkait dengan penyembuhan luka. Penampilannya diperparah oleh fakta bahwa kulit menjadi lebih tipis selama proses penyembuhan.
Hal terbaik yang dapat kamu lakukan untuk mencegah bekas jerawat PIE dan PIH adalah dengan mengendalikan jerawat sesegera mungkin. Perawatan cepat membantu meminimalkan jerawat dan mencegah jerawat berkembang menjadi spot yang berkepanjangan. Cari tahu Basic Skin Care Routine untuk mengatasi jerawat di sini.
Perawatan jerawatmu harus sesuai dengan kebutuhan kulitmu dan harus menenangkan peradangan. Hindari melakukan apa pun yang akan semakin mengiritasi kulit, seperti menggosok secara agresif atau menggunakan produk perawatan kulit yang keras dan tidak sesuai dengan kebutuhan kulitmu.
Jangan pernah tergoda untuk memencet jerawat! Melakukannya dapat memaksa kotoran masuk lebih dalam ke dermis, menyebarkan infeksi ke jaringan lain dan memperburuk peradangan.
Ingat ya, memencet jerawat dapat memperpanjang waktu penyembuhan dan meningkatkan kemungkinan meninggalkan bekas luka permanen. Apalagi mencabuti bekas jerawat yang sedang mengering. Bekas jerawat yang sedang mengering adalah “perban” alami kulit yang melindungi luka saat sembuh.
Beberapa orang lebih rentan terhadap bekas luka di kulit. Sementara noda kecil masih bisa meninggalkan bekas luka pada kulit, tapi yang besar biasanya yang merusak.
Karena mereka meluas lebih dalam ke kulit, jerawat batu atau jerawat cystic lebih cenderung menghancurkan jaringan kulit dan meninggalkan bekas luka. Mengatasi Hiperpigmentasi Dengan Personalized Skincare
Untuk tahu lebih dalam mengenai kondisi dan kebutuhan kulitmu, ikuti Skin Test dari BASE di sini.
Pilih perawatan kulit dengan bahan alami yang mengandung Vitamin C konsentrasi tinggi untuk meningkatkan kilau alami dan memudarkan hiperpigmentasi. Selain itu juga bekerja sebagai pencegah penuaan dini seperti kulit kendur, garis halus, sun spot (bintik coklat) dengan memperbaiki dan menjaga kolagen pada kulit.
Sebagian besar waktu, kulit kamu terkena radikal bebas dari polusi dan UV. Penggunaan sunscreen tidak hanya mampu melawan sinar matahari yang mengandung UVA dan UVB, bahkan dapat bekerja dalam memudarkan bekas jerawatmu.
Referensi:
Tanghetti EA. The role of inflammation in the pathology of acne. J Clin Aesthet Dermatol. 2013;6(9):27-35.
Shi C, Zhu J, Yang D. The important role of inflammation in the formation of scars/keloids after acne. Dermatoendocrinol. 2017;9(1):e1448327. doi:10.1080/19381980.2018.1448327
Mari W, Alsabri SG, Tabal N, Younes S, Sherif A, Simman R. New insights into the understanding of keloid scars: an article review. Product Specification Luka J Am Coll Clin. 2015;7(1-3):1-7. doi:10.1016/j.jccw.2016.10.001
Gozali MV, Zhou B. Effective treatment for atrophic acne scars. J Clin Aesthet Dermatol. 2015;8(5):33–40.
Al-Niaimi F, et al. (2017). Topical vitamin C and the skin: mechanisms of action and clinical applications. ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5605218/
Bae-Harboe, et al. (2013). Easy as PIE. (postinflammatory erythema). ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3780804/
Lawrence E, et al. (2020). Postinflammatory hyperpigmentation. ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559150/
Postinflammatory hyperpigmentation. (2005). dermnetnz.org/topics/postinflammatory-hyperpigmentation/
Related tags
Was this article helpful?