searchclear input

Apa itu Blue Light dan Visible Light? Kenapa Kulitmu Perlu Skincare Anti Blue Light

Apa itu Blue Light dan Visible Light? Kenapa Kulitmu Perlu Skincare Anti Blue Light

Tahu tidak kalau cahaya termasuk kedalam kategori polusi? Tidak bisa dipungkiri kalau kulit kita terpapar sinar hampir setiap saat. Terutama radiasi visible light yang hampir selalu ada dari pagi hingga malam.

Di sini kita bakal investigasi semua tentang visible light dan blue light. Juga, alasan kenapa kamu harus mulai melindungi kulitmu dari radiasi tersebut.

Untuk itu, yuk kita harus kenalan dulu dengan yang namanya visibe light.

Apa itu Visible Light?

Jika dilihat cahaya matahari memiliki spektrum terdiri dari ultraviolet (UV), visible light, dan inframerah (IR).

Visible light adalah semua warna yang dapat dilihat oleh mata. Berbeda dengan ultraviolet atau inframerah yang kasat mata. Spektrum visible light ini terdapat pada rentan 400-760 nm.

Hampir sekitar 50% cahaya matahari yang sampai ke permukaan bumi adalah visible light. Walaupun dibanding dengan UV, visible light membawa energi lebih rendah, paparan visible light secara terus menerus terhadap kulit tidak bisa diabaikan.

Khususnya, gelombang terpendek pada visible light yang rentan gelombangnya dekat dengan UV, yang disebut sebagai blue light atau High-Energy Visible (HEV).

Blue light juga sering disebut sebagai High-Energy Visible light dikarekanan di antara rentan visible light, blue light memiliki energi tertinggi.

Apa itu Blue Light atau HEV (High-Energy Visible)?

Blue light secara alami dipancarkan oleh matahari tetapi, blue light buatan juga sering kita temukan dari layar perangkat elektronik seperti ponsel, komputer, dan TV.

Sepertinya dimanapun kita berada, kulit kita akan selalu terpapar sinar blue light, jadi apakah kita harus menggunakan skincare anti blue light setiap saat?

Dampak Radiasi Blue Light

Kamu bisa bayangkan seberapa keras kulitmu bekerja setiap hari. Sekarang, untuk mencegah kerusakan kulit, perlindungan dari UVA dan UVB saja sudah tidak cukup. Kamu perlu perlindungan dari radiasi blue light juga.

Beberapa studi memperlihatkan paparan radiasi blue light yang berkepanjangan dapat merusak sel, meningkatkan kerusakan DNA, merusak skin barrier, dan menyebabkan photoaging.

Menurut WebMD paparan radiasi blue light terhadap kulit selama 60 menit dapat membuat sel kulit menyusut dan mati. Paparan tersebut membuat kulit memproduksi radikal bebas yang disebut spesies oksigen reaktif (ROS).

Coba tebak apa yang akan terjadi kalau kulit memproduksi radikal bebas yang berlebih?

Betul! Kulit akan menjadi rusak, karena kulit sudah tidak dapat menetralkan radikal bebas tersebut. Radikal bebas ini dapat menghancurkan kolagen kulit, sehingga muncul tanda-tanda seperti garis halus bahkan hiperpigmentasi (seperti bintik-bintik kecokelatan).

Tipe kulit III dan IV menurut skala Fitzpatrick seperti, kulit kecokelatan juga lebih rentan terhadap hiperpigmentasi yang disebabkan oleh radiasi blue light dibanding dengan radiasi UVB menurut Pigment cell & melanoma research.

Perlu diingat juga, blue light tidak hanya merusak kulit tetapi juga mata dan menganggu pola tidur kita.

Namun, tidak semua blue light memberi dampak buruk terhadap kulit. Gelombang dan intensitas tertentu pada blue light biasa digunakan sebagai terapi kulit, contohnya seperti laser untuk membantu menghilangkan jerawat.

Apakah Radiasi Blue Light yang Terpancar dari Layar Ponsel Dapat Mempercepat Penuaan Kulit?

Paparan radiasi blue light dari layar ponsel tergolong rendah dibanding dengan radiasi blue light yang dihasilkan oleh matahari, namun menurut Journal of biomedical physics & engineering, paparan jangka panjang dari radiasi yang terpancar dari layar ponsel dapat mempercepat penuaan kulit.

Hal ini disebabkan, perangkat elektronik umumnya memancarkan medan elektromagnetik (EMFs) dan visible light. Paparan tersebut dapat mempercepat penuaan kulit pada jangka panjang. Hal ini juga didukung oleh studi yang dilakukan oleh Photodermatology, photoimmunology & photomedicine secara in vivo terhadap kulit manusia.

Studi ini memperlihatkan paparan blue light 453nm terhadap 22 sukarelawan dengan kulit tergolong sehat (tidak sensitif) berlangsung selama 1 minggu dengan paparan blue light selama 30 menit setiap harinya.

Hasilnya, skin barrier dari 22 sukarelawan tersebut tidak dapat berfungsi secara optimal yang dilihat dari tingginya tingkat TEWL (Trans Epidermal Water Loss), dimana kelembapan air dalam kulit keluar dari lapisan kulit. Untuk itu, kulitmu perlu produk skincare anti blue light.

Walaupun beberapa studi sudah memperlihatkan dampak-dampak bahaya dari radiasi blue light terhadap kulit, masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

Bagaimana Cara Melindungi Kulitmu dari Radiasi Blue Light?

Setelah mengetahui apa saja dampak dari paparan radiasi blue light, berikut beberapa tips cara melindungi kulitmu dari radiasi blue light.

Gunakan sunscreen dengan bahan aktif anti blue light

Sekarang sudah banyak beragam sunscreen yang memberikanmu proteksi dari radiasi blue light yang berasal dari matahari ataupun dari perangkat elektronik kamu.

basetips-hand

Base Tips

Beberapa bahan aktif seperti carotolino (ekstrak biji dan akar wortel), phytoplankton, dan beberapa jenis microalgae dapat menangkal radiasi blue light secara efektif.

Gunakan sunscreen sebelum beraktifitas di luar maupun dalam ruangan

Kulit kita hampir terpapar radiasi blue light setiap saat, untuk itu coba biasakan sebelum beraktifitas, pakai sunscreen sekitar 15-20 menit sebelum untuk memaksimalkan proteksi terhadap radiasi blue light ataupun UV.

Makan-makanan yang kaya akan antioksidan

Kulitmu juga bisa kamu lindungi dari dalam dengan cara mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung antioksidan. Kandungan antioksidan dapat menetralkan radikal bebas akibat radiasi blue light maupun UV.

basetips-hand

Base Tips

Kale, blueberries, raspberry, dan kacang-kacangan seperti pecans tinggi akan antioksidan dan dapat menetralkan radikal bebas.

Mau sarapan sehat yang kaya akan antioksidan tetapi yang gak bosenin? Temukan resepnya di sini.

Coba lakukan detoks digital

Selain blue light dari paparan matahari, blue light dapat kamu ditemukan dari hampir semua perangkat elektronik. Mungkin kamu bisa mulai dari kurangi screen time atau lakukan detoks digital. Cari tahu cara dan tips detoks digital di sini.

Jadi, tidak hanya radiasi UV yang perlu kamu waspadai. Dengan gaya hidup kita yang sangat bergantung terhadap perangkat elektronik, kulit kita juga perlu dilindungi dari paparan radiasi blue light yang datang dari perangkat elektronik.

Kalau kamu ingin tahu lebih lanjut tentang kulitmu dan apa saja bahan aktif yang cocok agar kulitmu terlindungi secara optimal, kamu bisa ambil skin test di sini.

Referensi:

  1. Arjmandi, N., Mortazavi, G., Zarei, S., Faraz, M., & Mortazavi, S. (2018). Can Light Emitted from Smartphone Screens and Taking Selfies Cause Premature Aging and Wrinkles?. Journal of biomedical physics & engineering, 8(4), 447–452.
  2. Campiche, R., Curpen, S. J., Lutchmanen-Kolanthan, V., Gougeon, S., Cherel, M., Laurent, G., Gempeler, M., & Schuetz, R. (2020). Pigmentation effects of blue light irradiation on skin and how to protect against them. International journal of cosmetic science, 42(4), 399–406. https://doi.org/10.1111/ics.12637
  3. Chiarelli-Neto O, Ferreira AS, Martins WK, Pavani C, Severino D, Faião-Flores F, Maria-Engler SS, Aliprandini E, Martinez GR, Di Mascio P, Medeiros MH, Baptista MS. Melanin photosensitization and the effect of visible light on epithelial cells. PLoS One. 2014 Nov 18;9(11):e113266. doi: 10.1371/journal.pone.0113266. PMID: 25405352; PMCID: PMC4236153.
  4. Coats, J. G., Maktabi, B., Abou-Dahech, M. S., & Baki, G. (2021). Blue Light Protection, Part I-Effects of blue light on the skin. Journal of cosmetic dermatology, 20(3), 714–717. https://doi.org/10.1111/jocd.13837
  5. Falcone, D., Uzunbajakava, N. E., van Abeelen, F., Oversluizen, G., Peppelman, M., van Erp, P., & van de Kerkhof, P. (2018). Effects of blue light on inflammation and skin barrier recovery following acute perturbation. Pilot study results in healthy human subjects. Photodermatology, photoimmunology & photomedicine, 34(3), 184–193. https://doi.org/10.1111/phpp.12367
  6. Randhawa, M., Seo, I., Liebel, F., Southall, M. D., Kollias, N., & Ruvolo, E. (2015). Visible Light Induces Melanogenesis in Human Skin through a Photoadaptive Response. PloS one, 10(6), e0130949. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0130949

Related tags

Was this article helpful?

good feedback
bad feedback

Langganan Newsletter