searchclear input

Bingung Cara Hilangin Milia? Coba Skincare Routine Ini

Bingung Cara Hilangin Milia? Coba Skincare Routine Ini

Milia, bintik-bintik putih terasa keras yang terus bertambah banyak bikin kamu frustasi? Milia merupakan kista yang mengandung keratin. Nah, keratin ini adalah protein yang ada pada rambut, kulit, dan kuku, maka dari itu Milia terasa keras saat dipegang.

Memang Milia cukup menganggu ya apalagi Milia bisa muncul di hampir semua bagian tubuh. Kali ini, BASE bakal membahas skincare routine tepat untuk hilangin dan pastinya juga cara jitu untuk mencegah Milia ini datang lagi.

Buat kamu yang masih bingung cara bedain Milia dengan Komedo Putih dan Fungal Acne baca blog ini dulu ya.

Apa Itu Milia?

Secara hakikat milia terbagi menjadi dua jenis, yaitu Milia Primer dan Milia Sekunder. Biasanya yang sering muncul pada bayi yang baru lahir adalah Milia Primer. Tetapi kamu tidak perlu terlalu khawatir dengan Milia Primer, karena jenis ini bisa hilang dengan sendirinya seperti dia datang tanpa diundang.

Namun, jika Milia Primer sudah 1 bulan tidak hilang, ada baiknya kamu mengunjungi dokter kulit untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.

Sedangkan Milia Sekunder atau Traumatic Milia terbentuk karena adanya luka pada kulit dan cukup umum terjadi pada kulit setelah sunburn atau dermabrasi, yaitu proses pengelupasan kulit dengan menggunakan alat. Ada berita buruk nih, untuk Milia Sekunder. Dalam beberapa kasus Milia dapat menyebabkan bekas permanen jika tidak ditangani dengan benar.

Nah, karena Milia Primer bisa hilang dengan sendirinya, di blog kali ini kita akan lebih membahas skincare routine untuk mengatasi dan mencegah Milia Sekunder.

#1 Gunakan Pembersih Wajah Lembut Bebas Iritan

Masa menggunakan pembersih wajah lembut bisa mencegah milia? Pembersih wajah lembut bebas bahan iritan seperti parfum, perwarna, dan beberapa essential oil dapat mencegah Milia muncul lebih banyak.

Jika terjadi kontak dengan bahan-bahan mengandung iritan, biasanya dapat memperburuk kondisi Milia yang kamu alami. Nah, hal ini disebabkan Milia Sekunder terbentuk karena adanya luka dikulit, jadi bahan yang mengandung iritan dapat memperburuk kondisi Milia bahkan dapat memperbanyak Milia.

#2 Gunakan Produk Mengandung Retinoid di Malam Hari

Selain terkenal untuk mengatasi jerawat dan keriput, Retinoid rupanya juga ampuh mengatasi Milia. Retinoid yang merupakan bentuk dari vitamin A ini terbukti dapat mengurangi jumlah Milia yang ada menurut artikel dari Journal of the American Academy of Dermatology.

Beberapa jenis retinoid yang biasa digunakan adalah tretinoin, tazarotene, atau adapalene. Bagaimana dengna Bakuchiol? Walaupun belum ada bukti yang kuat untuk memperlihatkan bahan bakuchiol untuk mengatasi milia, namun karena cara kerja Retinoid mirip dengan Bakuchiol, maka ada kemungkinan kalau Bakuchiol bisa menjadi alternatif Retinoid untuk mengatasi Milia.

#3 Gunakan AHA atau BHA Seminggu Sekali

Jika kamu menggunakan skincare dengan bahan Retinoid secara rutin setiap malam, penggunaan eksfoliator kimia cukup dilakukan seminggu sekali. Zat eksfoliator seperti AHA (Asam glikolat, asam laktat, asam mandelat and asam sitrat) dan BHA (asam salisilat) dapat mencegah pembentukan milia lebih banyak.

Hal ini dikarenakan zat eksfoliator dapat menghambat produksi keratin yang berlebihan dimana seperti yang kita tahu bahwa milia merupakan kista yang mengandung keratin. Disarankan untuk memakai AHA dengan presentase sekitar 5-10% dan BHA 2%.

Cari tahu eksfoliasi wajah yang tepat untuk kulitmu.

#4 Gunakan Sunscreen Saat Beraktifitas

Terakhir dan gak kalah penting adalah menggunakan sunscreen saat beraktifitas. Dikutip dari American Academy of Ophthalmology, penggunaan sunscreen ini dapat melindungi kulit dari paparan sinar matahari yang membuat kulit menjadi kasar dan menyebabkan sel-sel mati tertumpuk sehingga mengakibatkan pori-pori tersumbat. Hal tersebut dapat menyebabkan terbentuknya Milia.

Ingat, jangan memencet Milia sendiri ya. Jika Milia tidak hilang setelah menggunakan retinoid atau eksfoliator secara rutin selama lebih satu bulan, ada baiknya kamu mengunjungi dokter kulit untuk penanganan yang lebih intensif.

Referensi:

  1. Berk, D. R., & Bayliss, S. J. (2008). Milia: a review and classification. Journal of the American Academy of Dermatology, 59(6), 1050–1063. https://doi.org/10.1016/j.jaad.2008.07.034
  2. Gallardo Avila PP, Mendez MD. Milia. [Updated 2021 Aug 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560481/
  3. Porter, Daniel. (2021). What Are Milia?. American Academy of Ophthalmology. Retrived from https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-are-milia
  4. de Wet, J., Jordaan, H. F., & Visser, W. I. (2017). Bilateral malar milia en plaque as primary presentation of discoid lupus erythematosus. JAAD case reports, 3(2), 106–109. https://doi.org/10.1016/j.jdcr.2017.01.010

Was this article helpful?

good feedback
bad feedback

Langganan Newsletter