searchclear input

6 Mitos Terbesar Seputar Sunscreen yang Harus Kamu Lupakan

6 Mitos Terbesar Seputar Sunscreen yang Harus Kamu Lupakan

Mari merapat! Masih tidak percaya kalau sunscreen merupakan salah satu rahasia kulit awet muda? Bener banget! Emang sudah bukan rahasia lagi kalau sunscreen merupakan kunci investasi buat kulit tetap awet muda.

BASE tahu susah banget emang cari sunscreen yang ringan, tidak menyumbat pori-pori, dan yang pastinya tidak membuat kulit tambah berminyak. Walaupun begitu, perlu diingat bahwa pemakaian sunscreen secara rutin dapat mencegah tanda-tanda penuaan sampai ke kanker kulit.

Menurut Cancer.org, kanker kulit merupakan kanker paling umum di seluruh dunia.

Cari tahu apa saja mitos populer tentang sunscreen yang harus kamu hapus dari ingatan sekarang. Jangan sampai mitos-mitos di bawah ini menghalangi kamu untuk memakai sunscreen lebih rutin.

Mitos #1: Physical Sunscreen Lebih Aman Dibanding Dengan Chemical Sunscreen

Physical Sunscreen atau biasa disebut juga sebagai Natural Sunscreen sering dikaitkan dengan kulit sensitif dan muncul lah sebuah konsep kalau Physical Sunscreen itu lebih aman daripada Chemical Sunscreen.

via GIPHY

Jika sebuah produk sunscreen sudah lulus dari screening dan sudah tersertifikasi aman dari lembaga pengawasan terkait, maka dapat dibilang produk sunscreen tersebut aman dipakai.

Sedangkan untuk kulit sensitif itu sendiri, semua tergantung lagi kepada formula yang dipakai. Berikut beberapa UV Filter umum yang sering dipakai pada Chemical Sunscreen yang cocok untuk kulit sensitif:

  • Ethylhexyl methoxycinnamate (Octinoxate/Octyl methoxycinnamate)
  • Diethylamino hydroxybenzoyl hexyl benzoate (DHHB)
  • Bis-ethylhexyloxyphenol methoxyphenyl triazine (BEMT)
  • Methylene bis-benzotriazolyl tetramethylbutylphenol (MBBT)
  • Phenylbenzimidazole sulfonic acida (PBSA)

Belum menemukan sunscreen yang cocok buat kulitmu? Coba ambil skin test ini dan temukan semua bahan aktif yang efektif buat kondisi kulitmu.

Mitos #2: Tidak Harus Pakai Sunscreen Kalau Lagi Mendung

Kebanyakan dari kita malas memakai sunscreen kalau lagi mendung atau hujan karena merasa kurang butuh. Menurut Skincancer.org, UVA dapat menembus awan dan kaca jendela.

via GIPHY

Kulitmu dapat terpapar UVA hampir setiap saat dari pagi sampai sore hari, karena UVA dapat mempenetrasi hampir segala objek dengan intensitas yang konstan setiap harinya berbeda dengan UVB yang intensitas nya paling tinggi sekitar jam 10 pagi sampai 2 siang.

Untuk itu, sunscreen juga sangat disarankan untuk dipakai di dalam ruangan, apalagi untuk kamu yang suka bekerja atau duduk di dekat jendela.

Mitos #3: Produk Makeup Dengan SPF Tidak Efektif

Sekarang banyak produk makeup terutama Foundation, BB Cream, dan Concealer yang mengadung SPF (Sun Protection Factor). Penasaran kan apakah makeup dengan SPF sama-sama efektif dengan sunscreen?

Mitos ini tidak sepenuhnya salah, SPF yang terkandung pada produk makeup memiliki fungsi yang sama dengan SPF yang ada pada sunscreen. Tetapi, dikarenakan jumlah pemakaian produk makeup cenderung lebih sedikit daripada sunscreen, situs dari WebMD menyarankan untuk tetap menggunakan sunscreen sebelum produk makeup.

Bagaimana dengan SPF yang ada pada pelembap apakah dapat memberikan proteksi yang cukup?

Menurut American Academy of Dermatology Association, kebanyakan dari kita tidak menggunakan sunscreen yang cukup, hanya sekitar 25-50 persen sunscreen saja dari anjuran pemakaian.

via GIPHY

Umumnya, kita memakai pelembap secukupnya untuk menghindari kulit terlalu berminyak, sedangkan pemakaian sunscreen memerlukan setidaknya setengah sendok teh untuk perlindungan optimal.

Sehingga, sama dengan makeup, masih disarankan untuk memakai produk sunscreen lagi setelah pelembap, walaupun pelembap tersebut sudah ada SPF saat berada di luar ruangan.

Mitos #4: Chemical Sunscreen Mengandung Bahan Penganggu Endokrin

Banyak orang khawatir akan klaim kalau beberapa UV Filter pada Chemical Sunscreen berpontensi menganggu sistem endokrin atau kestabilan sistem hormon pada tubuh. Menurut Cancer.org.au, penelitian mengenai Chemical Sunscreen yang dapat mengganggu sistem edokrin masih sangat sedikit.

via GIPHY

Kebanyakan riset mengenai bahan-bahan pengganggu endokrin diteliti secara oral (menelan) daripada penggunaan produk secara topikal (di permukaan kulit). Penyerapan produk yang diaplikasikan secara topikal juga sangat kecil. Sehingga, klaim bahwa Chemical Sunscreen mengandung bahan peganggu endokrin masih belum bisa dibuktikan.

Hal yang tidak kalah penting saat memilih sunscreen adalah nyaman atau tidaknya sunscreen tersebut dipakai dan juga penting untuk memilih perlindungan setidaknya SPF 30 atau yang berlabel broad-spectrum.

Mitos #5: Sunscreen Dengan SPF Tinggi Menghambat Penyerapan Vitamin D

Proses penyerapan vitamin D ke tubuh merupakan proses yang kompleks dan banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses penyerapan tersebut. Dimulai dari kulit menyerap radiasi UVB lalu ginjal dan hati ikut berpartisipasi untuk membuat vitamin ini agar dapat digunakan oleh tubuh.

Bagaimana dengan SPF tinggi, apakah akan mengganggu penyerapan vitamin D? Menurut Harvard Health Publishing, sunscreen dengan SPF tinggi mungkin memiliki dampak, tetapi sangat tidak signifikan.

Apalagi kebanyakan orang jarang menggunakan sunscreen yang cukup, sehingga penyerapan vitamin D bukanlah sebuah permasalahan utama.

via GIPHY

Penyerapan vitamin D saat menggunakan sunscreen juga diteliti oleh The British journal of dermatology yang memperlihatkan tidak ada korelasi yang signifikan antara SPF dan penyerapan vitamin D.

Mitos #6: Setelah Memakai Sunscreen, Kita Tidak Perlu Memakai Topi

Selain sunscreen, pakaian seperti baju, topi, celana, sampai hijab juga dapat melindungi kulitmu dari radiasi UV secara efektif. Saat matahari sedang terik-teriknya, banyak dermatologis tetap menyarankan untuk memakai topi atau pakaian pelindung lainnya, walaupun sudah memakai sunscreen.

Menurut Skincancer.org, pakaian dapat melindungi kulit dari radiasi ultraviolet juga beragam tergantung pada warna, bahan, dan fitting. Contoh, jika pakaian tersebut berbahan seperti denim, kanvas, atau serat sintetik lebih efektif daripada bahan yang tipis, tembus pandang, atau kain yang ditenun longgar.

Konklusi

Hal yang paling penting untuk diingat tentang sunscreen adalah penggunaan yang benar dan sesuai anjuran pakai memberikan perlindungan efektif dan optimal terhadap radiasi UV dalam mencegah penuaan dini, hiperpigmentasi, sampai ke kanker kulit.

Tunggu dulu, tahu tidak kalau radiasi UV bukan satu-satunya yang dapat mempercepat penuaan kulit loh? Baca di sini bagaimana Blue Light atau High-Energy Visible juga dapat mempercepat penuaan kulit.

Referensi:

  1. American Cancer Society. (n.d.) Skin Cancer. Retrieved from https://www.cancer.org/cancer/skin-cancer.html
  2. Clark, P, Clark. (2012). Sunscreen and Your Makeup Routine. Radiance by WebMD. Retrieved from https://www.webmd.com/beauty/features/sunscreen-and-your-makeup-routine#2
  3. Harvard Health Publishing. (2020). 6 Things You Should Know About Vitamin D. Retrieved from https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/6-things-you-should-know-about-vitamin-d
  4. Neale, R. E., Khan, S. R., Lucas, R. M., Waterhouse, M., Whiteman, D. C., & Olsen, C. M. (2019). The effect of sunscreen on vitamin D: a review. The British journal of dermatology, 181(5), 907–915. https://doi.org/10.1111/bjd.17980

Related tags

Was this article helpful?

good feedback
bad feedback

Langganan Newsletter